Resensi Novel Maryamah Karpov
Mimpi Tidak Selalu Menjadi Mimpi
Judul Buku : Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)
Penulis : Andrea Hirata
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Genre : Roman
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit: 28 November 2008
Halaman : x + 504 halaman
ISBN : 978-979-1227-45-2
I. Sinopsis
Cerita ini berawal ketika Ikal berhasil menamatkan studinya di Universite de Sorbonne, Perancis. Ia kembali ke kampung halamannya di Belitong. Ia rindu pada Orangtuanya, rindu pada sepupunya Arai, dan rindu kepada gadis impiannya yaitu A Ling. Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Perjalanan yang ia lalui dari Jakarta ke kampungnya Belitong, di lalui Ikal dengan penuh perjuangan dan rasa letih. Namun semuanya sirna ketika ia mulai membayangkan wajah oarng-orang yang ia rindukan.
Setelah mengarumi Selat Sunda dan Laut Belitong maka sampailah ia ke tanah leluhurnya, tempat dimana ia dibesarkan dan dipertemukan dengan orang-orang yang ia cintai. Tentu saja Ikal merasa sangat senang, setelah sekian tahun meninggalkan tempat tersebut akhirnya ia bisa kembali untuk melepaskan kerinduannya. Bapak kepala desa juga tidak kalah senangnya ketika mengetahui Ikal pulang, ia bahkan membuat acara sambutan kecil seadanya untuk menyambut kedatangan Ikal.
Ikal yang menamatkan studi di luar negeri tak mampu menjaminnya mendapatkan pekerjaan dengan begitu mudah. “Tak ada pekerjaan untuk sarjana teori ekonomi di kampungku”, begitulah katanya. Ia pun harus menganggur dan mulai mengikuti kebiasaan orang melayu lainnya yaitu nongkrong di kedai kopi. Karena itulah ia diberi julukan “Pengangguran yang paling intelektual se-Belitong”.
Namun Ikal mempunyai sebuah keinginan yang terbilang luar biasa atau bisa dibilang “amat luar biasa” untuk ukuran orang-orang seperti dirinya, yaitu membuat perahu sendiri. Pernyataannya tersebut kondang membuat se-isi kampung heboh, banyak diantara mereka menanggapinya negatif dan bahkan mengatainya sudah gila. Namun ketika Ikal mulai menyerah dengan mimpi tersebut, para Laskar Pelangi muncul dan menyelamatkan mimpinya yang mulai tenggelam. Tak dapat disembunyikan betapa bahagianya ia mendapat dukungan dari sahabat lama. Rupanya kejadian ia dihina sampai ketelinga para sahabatnya itu.
Keinginan Ikal membuat perahu didasari oleh keinginannya berlayar ke pulau Batuan untuk mencari A Ling. Walaupun pulau tersebut terdengar mengerikan dan banyak orang yang melarangnya, namun Ikal tidak menyerah. Satu-satu nya cara untuk pergi kepulau Batuan hanyalah menggunakan perahu. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Lintang yang cerdas membantunya membuat konstruksi dan desain perahu dengan perhitungan fisika, begitu juga Mahar, A Kiong, Samson dan sahabat-sahabat lainnya yang juga membantu Ikal. Dengan modal semangat, bantuan dari sahabat-sahabatnya, dan sedikit ilmu, terciptalah sebuah perahu yang hebat. Perahu itu diberi nama “Mimpi-mimpi Lintang”.
Setelah berhasil membuat perahu, Ikal berangkat kepulau Batuan bersama Mahar, Chung Fa dan Kalimut. Mereka memilika misi yang berbeda-beda. Selama perjalanan, banyak sekali rintangan yang mereka hadapi mulai dari angin laut, kaum lanun dan dunia mistik. Tetapi semua dapat mereka lewati. Akhirnya Ikal pun dapat menemukan A Ling, lalu membawanya kembali ke Belitong.
II. Kelebihan
Novel ini mempunyai kata-kata yang puitis, penuh motivasi dan apa adanya. Alur yang dibuat maju-mundur justru tak membuat pembaca bingung, melainkan membuat pembaca semakin penasaran. Lelucon dan humor menjadi menu uatama. Tak jarang pembaca dibuat terbahak-bahak membaca kisah masyarakat Belitong yang lucu dan penuh guyonan.
III. Kesimpulan
Melalui novel ini, pembaca dapat mengetahui budaya-budaya orang melayu di belitong. Seperti kebiasaan membual dan melebih-lebihkan, juga kebiasaan menyematkan nama baru dibelakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan yang punya nama.
IV. Saran dan komentar
Secara keseluruhan saya sangat menyukai buku hasil karya Andrea Hirata ini. Hasil karya tulisnya selalu dapat membangkitkan gairah saya untuk dapat meraih mimpi. Selain itu, alur ceritanya juga sudah cukup jelas dan tidak membuat pusing pembaca. Namun untuk penggunaan istilah-istilah melayu mungkin bisa sedikit dikurangi agar pembaca benar-benar memahami isi dari ceritanya.
Judul Buku : Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)
Penulis : Andrea Hirata
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Genre : Roman
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit: 28 November 2008
Halaman : x + 504 halaman
ISBN : 978-979-1227-45-2
I. Sinopsis
Cerita ini berawal ketika Ikal berhasil menamatkan studinya di Universite de Sorbonne, Perancis. Ia kembali ke kampung halamannya di Belitong. Ia rindu pada Orangtuanya, rindu pada sepupunya Arai, dan rindu kepada gadis impiannya yaitu A Ling. Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Perjalanan yang ia lalui dari Jakarta ke kampungnya Belitong, di lalui Ikal dengan penuh perjuangan dan rasa letih. Namun semuanya sirna ketika ia mulai membayangkan wajah oarng-orang yang ia rindukan.
Setelah mengarumi Selat Sunda dan Laut Belitong maka sampailah ia ke tanah leluhurnya, tempat dimana ia dibesarkan dan dipertemukan dengan orang-orang yang ia cintai. Tentu saja Ikal merasa sangat senang, setelah sekian tahun meninggalkan tempat tersebut akhirnya ia bisa kembali untuk melepaskan kerinduannya. Bapak kepala desa juga tidak kalah senangnya ketika mengetahui Ikal pulang, ia bahkan membuat acara sambutan kecil seadanya untuk menyambut kedatangan Ikal.
Ikal yang menamatkan studi di luar negeri tak mampu menjaminnya mendapatkan pekerjaan dengan begitu mudah. “Tak ada pekerjaan untuk sarjana teori ekonomi di kampungku”, begitulah katanya. Ia pun harus menganggur dan mulai mengikuti kebiasaan orang melayu lainnya yaitu nongkrong di kedai kopi. Karena itulah ia diberi julukan “Pengangguran yang paling intelektual se-Belitong”.
Namun Ikal mempunyai sebuah keinginan yang terbilang luar biasa atau bisa dibilang “amat luar biasa” untuk ukuran orang-orang seperti dirinya, yaitu membuat perahu sendiri. Pernyataannya tersebut kondang membuat se-isi kampung heboh, banyak diantara mereka menanggapinya negatif dan bahkan mengatainya sudah gila. Namun ketika Ikal mulai menyerah dengan mimpi tersebut, para Laskar Pelangi muncul dan menyelamatkan mimpinya yang mulai tenggelam. Tak dapat disembunyikan betapa bahagianya ia mendapat dukungan dari sahabat lama. Rupanya kejadian ia dihina sampai ketelinga para sahabatnya itu.
Keinginan Ikal membuat perahu didasari oleh keinginannya berlayar ke pulau Batuan untuk mencari A Ling. Walaupun pulau tersebut terdengar mengerikan dan banyak orang yang melarangnya, namun Ikal tidak menyerah. Satu-satu nya cara untuk pergi kepulau Batuan hanyalah menggunakan perahu. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Lintang yang cerdas membantunya membuat konstruksi dan desain perahu dengan perhitungan fisika, begitu juga Mahar, A Kiong, Samson dan sahabat-sahabat lainnya yang juga membantu Ikal. Dengan modal semangat, bantuan dari sahabat-sahabatnya, dan sedikit ilmu, terciptalah sebuah perahu yang hebat. Perahu itu diberi nama “Mimpi-mimpi Lintang”.
Setelah berhasil membuat perahu, Ikal berangkat kepulau Batuan bersama Mahar, Chung Fa dan Kalimut. Mereka memilika misi yang berbeda-beda. Selama perjalanan, banyak sekali rintangan yang mereka hadapi mulai dari angin laut, kaum lanun dan dunia mistik. Tetapi semua dapat mereka lewati. Akhirnya Ikal pun dapat menemukan A Ling, lalu membawanya kembali ke Belitong.
II. Kelebihan
Novel ini mempunyai kata-kata yang puitis, penuh motivasi dan apa adanya. Alur yang dibuat maju-mundur justru tak membuat pembaca bingung, melainkan membuat pembaca semakin penasaran. Lelucon dan humor menjadi menu uatama. Tak jarang pembaca dibuat terbahak-bahak membaca kisah masyarakat Belitong yang lucu dan penuh guyonan.
III. Kesimpulan
Melalui novel ini, pembaca dapat mengetahui budaya-budaya orang melayu di belitong. Seperti kebiasaan membual dan melebih-lebihkan, juga kebiasaan menyematkan nama baru dibelakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan yang punya nama.
IV. Saran dan komentar
Secara keseluruhan saya sangat menyukai buku hasil karya Andrea Hirata ini. Hasil karya tulisnya selalu dapat membangkitkan gairah saya untuk dapat meraih mimpi. Selain itu, alur ceritanya juga sudah cukup jelas dan tidak membuat pusing pembaca. Namun untuk penggunaan istilah-istilah melayu mungkin bisa sedikit dikurangi agar pembaca benar-benar memahami isi dari ceritanya.