Saturday, December 26, 2015

Resensi Novel Maryamah Karpov

Mimpi Tidak Selalu Menjadi Mimpi

Judul Buku    : Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)
Penulis          : Andrea Hirata
Negara          : Indonesia   
Bahasa          : Indonesia
Genre            : Roman
Penerbit         : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit: 28 November 2008
Halaman        : x + 504 halaman
ISBN              : 978-979-1227-45-2



I. Sinopsis
Cerita ini berawal ketika Ikal berhasil menamatkan studinya di Universite de Sorbonne, Perancis. Ia kembali ke kampung halamannya di Belitong. Ia rindu pada Orangtuanya, rindu pada sepupunya Arai, dan rindu kepada gadis impiannya yaitu A Ling. Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Perjalanan yang ia lalui dari Jakarta ke kampungnya Belitong, di lalui Ikal dengan penuh perjuangan dan rasa letih. Namun semuanya sirna ketika ia mulai membayangkan wajah oarng-orang yang ia rindukan.
Setelah mengarumi Selat Sunda dan Laut Belitong maka sampailah ia ke tanah leluhurnya, tempat dimana ia dibesarkan dan dipertemukan dengan orang-orang yang ia cintai. Tentu saja Ikal merasa sangat senang, setelah sekian tahun meninggalkan tempat tersebut akhirnya ia bisa kembali untuk melepaskan kerinduannya. Bapak kepala desa juga tidak kalah senangnya ketika mengetahui Ikal pulang, ia bahkan membuat acara sambutan kecil seadanya untuk menyambut kedatangan Ikal.
Ikal yang menamatkan studi di luar negeri tak mampu menjaminnya mendapatkan pekerjaan dengan begitu mudah. “Tak ada pekerjaan untuk sarjana teori ekonomi di kampungku”, begitulah katanya. Ia pun harus menganggur dan mulai mengikuti kebiasaan orang melayu lainnya yaitu nongkrong di kedai kopi. Karena itulah ia diberi julukan “Pengangguran yang paling intelektual se-Belitong”.
Namun Ikal mempunyai sebuah keinginan yang terbilang luar biasa atau bisa dibilang “amat luar biasa” untuk ukuran orang-orang seperti dirinya, yaitu membuat perahu sendiri. Pernyataannya tersebut kondang membuat se-isi kampung heboh, banyak diantara mereka menanggapinya negatif dan bahkan  mengatainya sudah gila. Namun ketika Ikal mulai menyerah dengan mimpi tersebut, para Laskar Pelangi muncul dan menyelamatkan mimpinya yang mulai tenggelam. Tak dapat disembunyikan betapa bahagianya ia mendapat dukungan dari sahabat lama. Rupanya kejadian ia dihina sampai ketelinga para sahabatnya itu.
Keinginan Ikal membuat perahu didasari oleh keinginannya berlayar ke pulau Batuan untuk mencari A Ling. Walaupun pulau tersebut terdengar mengerikan dan banyak orang yang melarangnya, namun Ikal tidak menyerah. Satu-satu nya cara untuk pergi kepulau Batuan hanyalah menggunakan perahu. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Lintang yang cerdas membantunya membuat konstruksi dan desain perahu dengan perhitungan fisika, begitu juga Mahar, A Kiong, Samson dan sahabat-sahabat lainnya yang juga membantu Ikal. Dengan modal semangat, bantuan dari sahabat-sahabatnya, dan sedikit ilmu, terciptalah sebuah perahu yang hebat. Perahu itu diberi nama “Mimpi-mimpi Lintang”.
Setelah berhasil membuat perahu, Ikal berangkat kepulau Batuan bersama Mahar, Chung Fa dan Kalimut. Mereka memilika misi yang berbeda-beda. Selama perjalanan, banyak sekali rintangan yang mereka hadapi mulai dari angin laut, kaum lanun dan dunia mistik. Tetapi semua dapat mereka lewati. Akhirnya Ikal pun dapat menemukan A Ling, lalu membawanya kembali ke Belitong.

II. Kelebihan
    Novel ini mempunyai kata-kata yang puitis, penuh motivasi dan apa adanya. Alur yang dibuat maju-mundur justru tak membuat pembaca bingung, melainkan membuat pembaca semakin penasaran. Lelucon dan humor menjadi menu uatama. Tak jarang pembaca dibuat terbahak-bahak membaca kisah masyarakat Belitong yang lucu dan penuh guyonan.

III. Kesimpulan
Melalui novel ini, pembaca dapat mengetahui budaya-budaya orang melayu di belitong. Seperti kebiasaan membual dan melebih-lebihkan, juga kebiasaan menyematkan nama baru dibelakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan yang punya nama.

IV. Saran dan komentar
    Secara keseluruhan saya sangat menyukai buku hasil karya Andrea Hirata ini. Hasil karya tulisnya selalu dapat membangkitkan gairah saya untuk dapat meraih mimpi. Selain itu, alur ceritanya juga sudah cukup jelas dan tidak membuat pusing pembaca. Namun untuk penggunaan istilah-istilah melayu mungkin bisa sedikit dikurangi agar pembaca benar-benar memahami isi dari ceritanya.
Baca selengkapnya

Friday, December 25, 2015

Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa

Menghafal Bacaan Shalat Bersama Delisa
Judul Buku       : Hafalan Shalat Delisa
Penulis             : Tere Liye
Negara             : Indonesia
Bahasa             : Indonesia
Genre               : Drama, Inspiratif
Penerbit           : Jakarta: REPUBLIKA
Tanggal terbit   : November 2005
Halaman          : VI, 266 halaman
ISBN                : ISBN 978979321060 - 5

Sinopsis

    Delisa adalah seorang bocah lucu nan imut berumur enam tahun. Ia tinggal bersama Umi dan tiga saudara perempuannya, Cut Fatimah, Cut Aisyah, dan Cut Zahra. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Abi mereka bekerja di perusahaan tambang asing, maka dari itu Abi jarang sekali pulang ke Lhok Nga, Aceh.
    Delisa duduk di sekolah dasar, ia tidak seperti perempuan-perempuan pada umumnya, ia lebih senang menghabiskan waktu bermainnya untuk bermain bola bersama teman laki-laki nya daripada bermain ayunan ataupun masak-masakan dengan teman perempuannya. Biarpun begitu, Delisa tetaplah seorang anak perempuan yang sangat lucu dan imut, ia tidak terlihat seperti kakak-kakak nya, ia lebih terlihat seperti campuran dari nenek dan kakeknya.
    Setiap sepulang sekolah, ia harus datang ke meunasah untuk belajar mengaji dengan Ustadz Rahman. Di rumahnya pun, Delisa diajarkan Umi cara mengaji dan cara shalat yang benar. Ibu Nur, guru di sekolah Delisa, memberikan tugas kepada seluruh muridnya untuk menghafalkan bacaan-bacaan shalat, dan nanti di hari yang sudah ditentukan, yaitu 26 Desember 2004, setiap murid harus menyetorkan bacaannya satu per satu agar bias lulus. Tugas yang sama seperti yang pernah dulu diberikan kepada kakak-kakak Delisa. Umi tentu memberikan motivasi kepada Delisa, seperti beliau memberikan motivasi kepada kakak-kakak nya dulu, yaitu dengan membelikan kalung emas dan memberikannya nanti ketika Delisa lulus bacaan shalatnya.
    Setiap sore hari Delisa selalu membawa buku bacaan shalatnya, tapi ia selalu menemukan kesulitan dalam menghafal bacaan shalatnya. Seperti bacaan ruku’ dan sujud yang selalu terbalik-balik. Tetapi ia tidak menyerah, ia menginginkan kalung emas itu, ia selalu berusaha agar hafal bacaan shalat. Ia meminta bantuan kakak-kakak nya untuk menghafal bacaan. Cut Aisyah memberikan buku tulisannya sendiri berjudul “Jembatan Keledai” kepada Delisa. Buku itu berisi cara-cara menghafal bacaan shalat. Delisa pun semakin semangat untuk menghafal bacaan shalatnya.
    Pada hari Ahad, 26 Desember 2004, waktunya murid-murid menyetorkan bacaan shalat nya didepan Ibu Nur. Di hari sebelumnya Delisa sudah hafal betul bacaan shalatnya, tapi entah kenapa di pagi hari ketika shalat subuh Delisa lupa bacaan sujud. Sama sekali lupa. Tapi ia tetap yakin akan lulus. Ketika nama Delisa dipanggil, Delisa berniat ingin melakukannya dengan sangat serius, ia ingin focus dengan shalatnya. Ketika ia melakukan setorannya, tiba-tiba bumi bergetar sangat kencang. Seluruh siswa di dalam gedung berlarian keluar, Delisa begitu serius melakukan shalatnya tanpa memperhatikan sekitarnya, begitupun ibu Nur, ia memperhatikan Delisa dengan sangat serius. Umi yang berada di luar ruangan meneriakkan nama Delisa, ingin masuk dan menyelamatkan Delisa anak bungsu nya. Tapi terlambat, tiba-tiba air laut datang dengan sangat cepat, Delisa saat itu sedang ingin melakukan gerakan sujud. Tetapi sudah tertarik oleh ombak.
    Delisa berbaring di rumput depan pintu besar yang didalamnya terlihat taman yang sangat indah. Ia tak bias menggerakkan kedua kaki nya untuk berdiri. Seluruh badannya kaku. Ia melihat Umi, Cut Fatimah, Cut Aisyah, dan Cut Zahra berjalan dengan pakaian yang sangat amat cantik kearah pintu itu. Delisa meneriakkan mereka tetapi mereka tidak mendengarkan. Delisa sedih. Delisa takut. Ia tak mau ditinggalkan keluarganya. Ia takut kesepian. Ia menangis. Ia terbangun karena panasnya sinar matahari. Ia terbaring di bukit Lhok Nga. Ia tersadar, sudah sekitar tiga hari ia pingsan, tubuhnya penuh air kotor. Di sebelahnya ada sahabatnya sejak kecil, Tiur. Delisa yang masih kecil melihat sahabatnya dengan kondisi seperti itu pastilah tidak kuat. Tiur meninggal dihadapannya. Delisa kembali pingsan.
    Delisa kembali berada di depan pintu itu. Kali ini Tiur dan ibunya berjalan kearah  pintu itu. Delisa teriak-teriak jangan tinggalkan dia. Tiur terus berjalan meninggalkan Delisa. Beberapa waktu kemudian Tiur keluar dari pintu itu dan ke arah Delisa, “Delisa, aku bertemu ayah ku! Terima kasih sudah menjadi teman baikku, tetapi sekarang aku bahagia karena bias bertemu ayahku! Kamu jaga diri ya, kamu harus selesaikan bacaan shalat mu yang belum selesai!” Lalu Tiur pergi lagi meninggalkan Delisa. Kini Delisa paham, mereka semua pergi ke syurga. Ke tempat yang indah. Mereka semua sudah meninggal.
    Delisa kembali sadar. Ia merengek kesakitan, kaki kananya remuk, siku kanannya pun demikian. Ia tak bias menggerakkan kaki dan tangannya kanan nya. Ia lapar, tak ada orang lain disitu, hanya dia dan mayat Tiur. Hari sudah gelap, Delisa sangat kelaparan. Tiba-tiba di sebelah kiri nya ada lima buah apel yang sangat bersih dan segar. Tersusun rapih di sampingnya. Ia meraihnya dengan tangan kirinya dan langsung melahapnya. Sekarang Delisa haus. Langit pun mendung, hujan turun. Delisa langsung membuka mulutnya dan minum air hujan, entah ia belajar darimana, ia hanya melakuaknnya begitu saja.
    Keesokan harinya, dari berbagai Negara membantu Indonesia untuk melakukan investigasi, membantu mencari korban tsunami. Delisa dan korban lainnya dibawa ke rumah sakit. Delisa terpaksa harus diamputasi kaki kanan nya, karena sudah sangat parah kondisinya. Bekas jahitan dan lebam dimana-mana tak membuat Delisa patah semangat. Akhirnya Delisa bias menerima semua kenyataan ini. Ia hidup bersama dengan korban dari tsunami lainnya. Mereka yang kehilangan keluarga nya, kehilangan sahabat-sahabatnya juga seperti Delisa. Abi datang. Abi bertemu Delisa. Delisa sangat senang saat itu. Ia menangis dengan sangat kencang. Abi nya pun kaget saat melihat Delisa, ia tak menyangka anak bungsu nya dapat menerima kenyataan yang sangat menyakitkan ini, apalagi Delisa masih sangat kecil.
    Delisa masih ingin menghafalkan bacaan shalatnya, tetapi sekarang terasa sangat sulit. Ia lupa dengan bacaannya, lupa segalanya, lupa dengan cara-cara yang diberikan Kak Aisyah. Karena kalung emas yang bertuliskan “D” untuk Delisa sudah tak ada. Ia kehilangan motivasi nya. Tapi pada akhirnya ia dapat melupakan semua itu. Hadiah-hadia yang dijanjikan Umi nya jika Delisa berhasil  menghafal bacaan shalatnya. Delisa kini hanya ingin menghafal karena Allah.
    Di akhir novel ini, Delisa berhasil menghafal bacaan shalatnya. Malam sebelumnya, ia bermimpi bertemu Umi. Umi memegang kalung emas bertuliskan “D” untuk Delisa. Ia mengingatkan akan hafalan Delisa. Delisa akhirnya bias hafal dengan sempurna. Ia bias melaksanakan shalat Ashar nya dengan sangat sempurna untuk pertama kalinya. Tanpa patah-patah, tanpa terbolak balik bacaannya. Ia bias tanpa hadiah cokelat, tanpa hadiah kalung dari Umi.
    Lalu suatu ketika, Delisa sedang mencuci tangan di tepian sungai, air yang di tangannya memantulkan cahaya. Ia melihat cahaya yang kemilau dari kejauhan. Ia mendekati, dan sangat terkejut melihatnya. Itu adalah kalung emas bertuliskan “D” untuk Delisa berada di genggaman tangan manusia yang sudah tinggal tulang. Tak lain itu adalah Umi Delisa.

Kelemahan 

Mungkin untuk pembaca non-muslim akan sedikit sulit membacanya, karena terdapat bacaan shalat yang tidak dimengerti. Juga di novel ini tidak terdapat daftar isi, jadi menyulitkan pembaca untuk mencari bagian buku yang dicari. Kata pengantar pun tidak ada di novel ini. 

Kelebihan

Banyak sekali kelebihan dari novel ini. Menggunakan Bahasa yang sangat mudah di mengerti seluruh kalangan. Tetapi juga menyentuh. Ditambah sedikit bumbu humor di beberapa bagian. Menggambarkan sesuatu dengan sangat detail jadi pembaca dapat berimajinasi dengan sangat baik dan bias mengikuti alur ceritanya dengan sempurna.

Kesimpulan

Terdapat banyak sekali nilai-nilai yang bias saya ambil dari membaca novel ini. Nilai agama, nilai sosial, dan banyak nilai lainnya. Seperti, saya harus ikhlas dalam berbuat sesuatu, dlam melakukan sesuatu. Tanpa harus meminta suatu imbalan. Saya harus selalu ingat kepada Allah SWT. karena Allah selalu melihat kita, kapanpu, dimanapun. Saya juga harus menyayangin kedua orang tua saya, sebagaimana mereka menyayangi saya. Dan saya harus yakin pada diri sendiri, juga pasti setiap permasalahan ada solusi nya. 

Saran 

Beberapa saran dari saya untuk Tere Liye adalah, berikan kata pengantar dan daftar isi di novel. Karena itu akan membantu pembaca. Juga adakan sedikit sinopsis dibelakang buku, untuk pembaca yang belum tahu buku ini tentang apa bias membacanya sedikit.
Baca selengkapnya

Resensi Novel Pudarnya Pesona Cleopatra

Wanita Berparas Cantik Berhati Mulia

Judul Buku      : Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis             : Habiburrahmn El Shirazy
Negara             : Indonesia
Bahasa             : Indonesia
Genre               : Romantis
Penerbit           : Jakarta : Republika
Tanggal terbit   : 2005
Halaman          : viii, 110 halaman
ISBN                : ISBN 979-3604-00-x

Sinopsis 1 (Pudarnya Pesona Cleopatra)
 

    Cerita ini menggisahkan seorang lelaki lulusan universitas ternama di Kairo Mesir, Yang tergila-gila dengan kecantikan paras wanita-wanita Mesir yang sungguh menawan baginya. Hingga pada suatu hari, Ibunya memintanya untuk menikahi Raihana, anak dari teman karib ibunya saat nyantri di Mangkuyundan Solo. Beliau sangat ingin putranya menikah dengan  Raihana anak teman karibnya itu. Pada awalnya dia (tokoh utama) sangat berat hati untuk mengabulkan keinginan ibunya tersebut, karna sebelumya meraka belum pernah bertemu satu sama lain ditambah lagi keputusan tersebut akan menentukan masadepan dia dan keluarganya. Dengan berat hati dan tidak adanya rasa cinta kepada calon isterinya tersebut, dia menyetujui keinginan ibunya tersebut dengan niat demi kebahagiaan ibunya dan rasa hormat kepada orang tua agar tidak dianggap sebagai anak yang durhaka.
    Pada awal bulan pernikahan mereka, semua keadaan, hubungan, dan rumah tangga mereka  baik-baik saja. Hingga pada akhirnya memasuki bulan ke empat, dia mulai merasa muak dengan kehidupannya bersama isterinya yang tidak dia cintai. Hingga suatu hari, ia memanggil istrinya dengan sebuatan mbak. Panggilan akrab untuk orang lain, namun bukan untuk seorang isteri. Pada saat itu Raihana sangat kaget mendengar suaminya memanggilnya dengan panggilan mbak. Segera Raihana memeluk kedua kami suaminya untuk meminta maaf atas kesalahannya yang sebenarnya dia tak pernah berbuat kesalahan kepada suaminya, agar suaminya membukakan sedikit pintu hatinya untuk Raihana. Entah kenapa dia (tokoh utama) selalu membayangkan dan mengistimewakan kecantikan paras wanita Mesir sehingga dia menghiraukan segala ketulusan dan cinta Raihana kepadanya. Hingga pernah atau bahkan sering berangan-angan dapat menikah menikah dengan wanita Mesir yang sangan cantik parasnya. Setelah beberapa bulan kejadian tersebut akhirnya Raihana mendapat momongan.
     Pada saat usia kehamilan Raihana memasuki usia enam bulan, ia meninta izin kepada suaminya untuk tinggal bersama kedua orang tuanya dengan alasan kesehatan. Mulanya, selama  dua bulan tanda didampingi seorang isteri, hidupnya (tokoh utama) terasa bebas dan lepas dari masalahnya yang membuatnya frustasi. Hingga pada akhirnya Allah SWT memberinya sebuah hidayah dan menyadarkannya dari kehausan akan kecantikan paras wanita-wanita Mesir. Namun semua itu telah terlambat, saat ia (tokoh utama) ingin menemui isterinya di rumah mertuanya, yang ia dapatkan dirumah mertuanya  bukanlah sambutan hangat dari isteri dan mertuanya, namun kesedihan dan penyesalan yang sangat mendalam yang ia dapat. Ibu mertuanya mengajaknya kesebuah gundukan tanah yang masih baru di kuburan di pinggiran desa. Diatas gundukan tanah tersebut terdapat dua buah batu nisan yang bertuliskan nama Raihana.

Sinopsis 2 (Setetes Embun Cinta Niyala)

Pada judul novel mini ke dua ini menceritakan seorang gadis yang bernama Niyala, ia adalah seorang gadis yang baik, solehah dan juga cerdas. Ia juga seorang gadis cantik yang tak lama lagi akan mendapatkan gelar S1 sebagai dokter disalah satu universitas negeri di Jakarta. Niyala tinggal bersama ibu angkatnya di Jakarta. Ibu kandungnya telah meninggal saat Niyala masih kecil, ibu angkatnya Niyala atau yang biasa Niyala panggil dengan sebutan Umi adalah sahabat karibnya ibu kandung Niyala. Bertahun-tahun Niyala tinggal bersama Umi, sehinnga Niyala menganggap Umi sebagai ibu kandungnya, begitu juga Umi yang telah mengaggap Niyala sebagai putri kandungnya. Umi sangat menyayangi Nilaya sebagai mana Umi menyayangi Faiq, anak satu-satunya Umi.
    Tiga hari sebelum diwisudanya Niyala, ia mendapat sepucuk surat dari ayahnya dari  desa pedalaman Sumatera. Sepucuk surat yang dapat membuat masa depannya hancur berantakan, sepucuk surat yang berisikan bahwasanya ayah Niyala mengharapkan sebuah pertolongan yang sangat berarti baginya, yaitu membatu membayarkan hutang-hutang ayahnya kepada Pak Haji Cosmas dengan cara menjadikan Roger, putra Pak Haji Cosmas sebagai suaminya. Tentulah perasaan Niyala saat itu hancur berantakan, sedih, kecewa, bingung semuanya bercampur menjadi satu. Rasa sakit yang teramat dalam membuat badannya lemas untuk sesaat, tulang-tulangnya terasa ngilu seperti diremuk-remuk dengan palu godam.
    Untuk sesaat, Niyala merasa seperti seorang perempuan yang paling menderita di dunia. Di dalam hatinya, ia sangat tak ingin dipersunting dengan Roger, karna terdapat pengalaman yang teramat pahit yang takkan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Niyala bingung harus meminta pertolongan siapa agar dia tidak jadi dijodohkan dengan Roger, ia tak ingin Umi merepotkan Umi tuk kesekian kalinya. Dihari berikutnya, Umi mengajaknya ke bandara untuk menjemput kakak angkatnya Faiq, yang baru lulus dari salah satu universitas di Mesir.
    Tepat sehari sebelum Niyala diwisuda, saat dia dan Faiq akan menjemput ayahnya Niyala  di Pulo Gadung, dia menceritakan semua permasalahnya kepada kakaknya dan meminta Faiq kakaknya untuk menolongnya keluar dari permasalahan yang rumit itu. Pada awalnya Faiq menolak untuk menolong adik angkatnya itu karna pada kenyataannya dia harus berbohong kepada orang tua Niyala dan orang tuanya sendiri. Namun pada akhirnya Faik ingin membantu adik angkatnya tersebut dengan caranya sendiri, tanpa dijelaskan terlebih dahulu kepada Niyala rencana apa yang akan digunakan Faiq untuk membantu adiknya tersebut. Pada malam harinya saat keluarga Niyala dan keluarga Faiq berkumpul dimeja makan untuk membahas permasalahan Niyala untuk dibawa pulang ke kampung halamannya, pada saat itu keadaannya sangat lah tegang, pada saat itu juga Faiq menjelaskan kepada Umi dan keluarga Niyala bahwa dia ingin menjadikan Niyala sebagai pendamping hidupnya, semua sangat tercengang mendengar pengakuan Faiq termasuk Niyala yang tidak tahu-menahu mengenai pernikahan itu. Faiq meminta restu kepada Umi orang tuanya sendiri dan juga meminta restu kepada orang tua Niyala, terjadi sedikit konflik pada saat itu, namun dengan penjelasan yang dapat memikat hati orang-orang yang ada di sana, akhirnya malam itu juga Faiq mempersunting Niyala dengan berbagai kejutan yang tak terduga dan berbagai kejutan yang membuat malam pernikahan mereka penuh dengan air mata kebahagiaan.

Kelemahan 

Kelemahan dari novel ini dapat kita lihat dari sampul buku yang hanya bertuliskan salah satu judul yang terdapat didalam novel ini. Dalam satu buku novel ini, ternyata terdapat dua judul novel yang jalan ceritanya tidak ada kaitannya dari judul novel pertama ke judul novel kedua. Sehingga membuat pembaca kecewa dan tidak menyangka bahwasanya mereka harus membaca dua kisah yang berbeda dalam satu buku. Ditambah sinopsis  pada bagian belakang buku ditulis bukan secara keseluruhan, namun yang ditulis adalah sinopsis salah satu kisah saja.

Kelebihan 

Kelebihan dari novel mini ini adalah kedua ceritanya berhasil membuat pembaca panasaran akan jalan cerita dan kejadian yang akan terjadi. Selain itu cerita yang disajikan sangat menyentuh perasaan pembaca dan membuat pembaca seakan-akan menyaksikan secara langsung kejadian tersebut. Dan bukan hanya itu saja, cerita yang disajikan seolah-olah menghinoptis pembaca untuk membuka pikirannya bahwa kecantikan seorang wanita bukanlah hal nomor satu yang harus diperhtikan untuk menjadi seorang istri yang baik dan sholehah. Dan membuka pikiran pembaca bahwa jodoh itu telah ditentukan oleh Allah SWT. Dan kelebihannya yang terakhir adalah banyak terdapat pesan moral dan agama yang terkandung didalam novel ini.

Kesimpulan
 
Dari novel yang di buat oleh Habiburrahman El Shirazy ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar percaya dan beriman kepada qada dan qadar Allah, menghargai semua pemberian-Nya dan mensukuri segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Dan juga kita harus selalu berfikir positif bahwa segala sesuatu yang telah Tuhan berikan pasti ada sisi terbaiknya, dan tentulah itu rencana Tuhan yang terbaik untuk kita. Dan yang terakhir, kita sebagai anak yang baik dan soleh haruslah berbuat baik dan berusaha membuat kedua oranng tua kita bahagia.

Saran

Alangkah lebih bagus jika novel ini hanya memiliki satu judul di dalam satu buku, sehingga pembaca tidak kaget atau kebingungan jika terdapat cerita lain di dalam novel ini. Namun jika ingin membuat lebih dari satu cerita di dalam satu buku, sebaiknya penerbit atau pengarang membuat judul atau sampul dengan pemberitahuan terlebih dahulu seperti “kumpulan novel mini” atau pemberitahuan lainnya yang tardapat disampul depan novel.








Meldi Romadhani
Baca selengkapnya

Resensi Novel Cinta di dalam Gelas





Judul buku      : Cinta di Dalam Gelas

Penulis             : Andrea Hirata

Negara             : Indonesia

Bahasa             : Bahasa Indonesia

Genre              : Roman

Penerbit           : PT Bentang Pustaka

Tahun terbit    : 2011

Halaman          : 316

ISBN               : ISBN 978-602-8811-31-6

Sinopsis

            Cerita ini adalah lanjutan dari dwilogi Padang Bulan. Novel ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan orang-orang melayu serta kabiasaan mereka. Serta bagaimana permainan catur bisa menaikkan martabat kaum wanita di Belitung.

            Warung kopi tidak dapat dipisahkan dari orang melayu di Belitung. Sejak banyaknya pengangguran diakibatkan banyak perusahaan timah yang gulung tikar membuat warung kopi semakin laku. Serta kesukaan mereka akan mengkritik pemerintah dan membicarakan tentang nasib mereka.

            Ini adalah cerita seorang lelaki bernama Enong yang bekerja di sebuah warung kopi milik pamannya yang bernama “tak usah kau kenang lagi”. Dia bekerja sebagai pelayan bersama 4 orang lainnya.Kisahnya bermula saat Enong mengenal seorang wanita bernama Maryamah, yaitu seorang pendulang timah. Maryamah adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Dia menjadi tulang punggung keluarganya karena kedua orangtuanya sudah tiada. Maryamah berparas layaknya laki-laki dengan tubuh besar dan sedikit berotot karena pekerjaannya.

            Enong ingin membantu Maryamah mewujudkan keinginannya yang sudah lama yaitu membalas dendam kepada Matarom. Seorang pecatur tersohor di kampong mereka yang sangat ditakuti dengan tekniknya yang terkenal Rezim Matarom. Bukan karena Maryamah pernah kalah dari Matarom, tapi karena peristiwa masa lalu yang tak akan pernah dilupakannya. Matarom adalah mantan suami Maryamah yang berkelakuan buruk kepadanya. Maryamah ingin melupakan masa lalu yang suram dengan mengalahkan Matarom melalui kejuaraan catur 17-an.

            Catur adalah permainan yang hamper mustahil dimainkan oleh kaum wanita di melayu. Tetapi melalui usaha Enong, Detektif M.Nur, preman pasar, Alvin dan teman lainnya, Maryamah akhirnya diperbolehkan mengikuti kejuaraan itu. Mereka juga dibantu pecatur hebat wanita Ninochka Stronovsky yang merupakan teman Enong. Setelah melalui serangkaian usaha kerja keras untuk memahami taktik catur dan mengintai permanan lawan, akhirnya Maryamah bertemu Matarom di final. Akhirnya pertandingan itu dimenangkan oleh Maryamah. Akhirnya Maryamah dapat dengan tenang melupakan masa lalunya yang suram.

            Setelah beberapa tahun Maryamah menjadi pecatur yang hebat dan menjadi juara abadi setelah berhasil memenangkan kejuaraan 3 kali.

Kelebihan

            Mampu menggambarkan watak dan sifat orang melayu dengan baik. Bacaan novel ini tidak berat dan mampu dibaca hampir semua umur. Menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat menengah kebawah di Belitung seperti keseharian mereka, apa yang mereka sukai, dan kejadian penting disana.Banyak pelajaran kehidupan dan watak orang yang bisa kita ambil dan pelajar. Menceritakan bagaimana kopi dapat mempengaruhi watak orang.

Kekurangan

            Tidak begitu membuat pembacanya tertarik dan penasaran dengan ceritanya. Kejadian yang bisa ditebak kelanjutannya. Tidak begitu menyentuh. Konflik yang dialami oleh tokoh utama tidak begitu berat dan seru.Watak tokoh di dala cerita tiak begitu kuat.

Kesipulan

            Dari cerita ini, saya dapat mengetahui banyak hal tentang orang melayu, mulai dari watak mereka, kebiasaan, serta tradisi yang berbeda-beda. Memberitahukan perjuangan seorang wanita sebatang kara memperjuangkan hak-haknya, salah satunya ikut dalam kejuaraan catur.Kesusahan yang dialami tokoh dalam cerita ini memang sederhana tetapi mampu membuat pembaca merasa nyaman.Bagaimana seseorang dapat mencapai keinginannya yang hamper mustahil. Tetapi dia berusaha sekuat tenaga dan mengorbankan apa yang dia punya.Dibantu dengan kawan-kawannya yang senantiasa mendukungnya.

Saran

                   Mungkin penulis dapat membuat masalah dan konflik yang dialami tokoh lebih rumit sehingga pembaca dapat berpikir untuk mengetahui ceritanya.Memberitahukan kita bagaimana kehidupan orang melayu yang lebih lengkap.





Moh Fathurrozi Idar

12 E
Baca selengkapnya

Thursday, December 24, 2015

Resensi Novel Edensor


Edensor

Judul Buku          : Edensor

Penulis                 : Andrea Hirata

Negara                 : Indonesia

Bahasa                 : Indonesia

Genre                   : Roman

Penerbit               : Yogyakarta: Bentang Pustaka

Tahun terbit         : 2013

Halaman              : xii, 288 halaman

ISBN                   : ISBN 978-602-7888-98-2


Cerita ini merupakan lanjutan dari novel Laskar Pelangi, dan lalu Sang Pemimpi. Novel ini menceritakan tentang petualangan serta perjuangan Ikal dan sahabatnya Arai yang mendapatkan beasiswa di Prancis, yang diberikan oleh Uni Eropa, untuk melanjutkan kuliah S2 mereka. Mimpi mereka yang diidam – idamkan akhirnya terwujud, yaitu berjalan – jalan menjelajahi Eropa dan sebagian Afrika.

Perbedaan budaya antara Indonesia dan Eropa adalah salah satu kendala yang pada umumnya dialami orang – orang kita. Banyak kebiasaan orang Eropa yang sangat berbeda dengan budaya yang orang – orang kita miliki. Begitu pula dengan Ikal dan Arai, mereka perlu beradaptasi agar mampu bertahan hidup dan memiliki banyak relasi yang baik dengan orang – orang disana.

            Awal mula ceritanya di Eropa yaitu ketika ia berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, berangkat menuju Belanda. Sesampainya di Belanda mereka bertemu Ms. Famke. Awalnya mereka berniat untuk menginap di penginapan. Akan tetapi, karena mereka tidak mengonfirmasi terlebih dahulu, jadinya mereka diusir dan disuruh menginap di tempat lain. Setelah beberapa minggu, mereka akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Belanda dan pergi ke Prancis.

            Di Prancis, mereka akhirnya melanjutkan pendidikan mereka. Mereka Bertemu dari orang – orang dari berbagai macam negara dan bangsa. Beberapa bulan kemudian, Ikal menjalin hubungan dengan Katya, wanita yang berasal dari Jerman yang ia temui. Secara fisik, Katya memang lebih unggul dari A Ling. Namun, Ikal tetap saja tidak bisa melupakan dan masih selalu terbayang A Ling dalam pikirannya. Yang akhirnya membuat hubungan Katya dan Ikal harus berakhir, dan memutuskan untuk berteman saja. Ikal hanya tahu A ling melanjutkan pendidikannya di sekolah tata busana, dan juga A ling sangat ingin pergi ke Edensor, tempat yang sangat ia idam-idamkan.

            Dalam liburan musim panas kali ini, Ikal dan teman – temannya memutuskan untuk taruhan mengelilingi Eropa selama 3 bulan. Jika ada yang sanggup mengelilingi Eropa, maka ialah yang jadi pemenangnya. Sebenarnya, tujuan Ikal melakukan taruhan ini, semata – mata hanya untuk mencari A ling. Bersama sahabatnya, Arai, ia memulai perjalanannya dari Belanda, dan lalu ia telah mengelilingi negara – negara di Eropa, yang pemandangannya yang sangat indah. Sayangnya, ia tak bisa melanjutkan taruhannya untuk mengelilingi Eropa karena Arai terkena penyakit pada paru – parunya yang membuat Arai harus segera dipulangkan ke Indonesia. Di sisi lain, dosen pembimbing Ikal tak lama lagi akan pensiun, dan Ikal disarankan agar ikut bersamanya ke kota Sheffield di Inggris. Di perjalanan ia memutuskan untuk berhenti sejenak dan ternyata tempat ia berhenti itu adalah Edensor, tempat yang A ling idam – idamkan itu.


    Kelemahan

Kelemahannya yaitu penggunaan bahasa yang digunakan sangatlah sulit untuk dipahami, karena menggunakan banyak bahasa kiasan. Sangat disayangkan jika tidak dibuat dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan normal, karena akan sangat membantu untuk pembaca amatir.

    Kelebihan

Bagi para sastrawan yang sangat suka membaca novel yang mempunyai banyak bahasa kiasan, novel inilah yang sangat cocok. Alur yang sangat sederhana, bisa membuat para pembaca benar – benar merasakan apa yang dialami tokoh, adalah ciri khas dari novel tersebut. Mampu membuat pembaca penasaran dengan apa yang ada didalamnya.

    Kesimpulan

Dari novel yang di buat oleh Andrea Hiarata ini, saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa, jika kita ingin benar – benar menggapai cita – cita kita janganlah kita gantung setinggi tiang bendera tapi gantunglah setinggi – tinggi yang kita bisa gapai dan bahkan diluar kemampuan batas kita. Dengan begitu, kita bisa mengetahui batas kemampuan kita.


    Saran

Menurut saya, sebaiknya kata – kata kias atau yang sangat jarang digunakan sehari sebaiknya dikurangi, karena akan membuat pembaca bingung dalam membaca.
Baca selengkapnya

Tuesday, October 27, 2015

Resensi novel Meraih Mimpi Bersama Para Laskar Pelangi


Meraih Mimpi Bersama Para Laskar Pelangi
Judul Buku      : Laskar Pelangi
Penulis             : Andrea Hirata
Negara             : Indonesia
Bahasa             : Indonesia
Genre               : Roman
Penerbit           : Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tanggal terbit  : 2005
Halaman          : xxxiv, 529 halaman
ISBN                : ISBN 979-3062-79-7
 
Sinopsis
Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai darisanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!
  • Kelemahan
Kelemahannya yaitu penggunaan nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut.
Alurnya yang tidak jelas. Tidak seperti Harry Potter atau Ayat-Ayat Cinta dengan alur yang enak diikuti, cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.

  • Kelebihan
Kelebihannya buku ini menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
  • Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini
saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
  • Saran
Berikut beberapa saran dari saya, penggunaan nama-nama ilmiah dikurangi, agar para pembaca nyaman dalam membaca dan memahami maknanya serta menyebutkan tahun di tiap-tiap peristiwa yang terjadi agar tidak membuat pembaca bingung dengan alurnya.

Baca selengkapnya